Pariwisata

Dari Ngobaran ke Masangin, Serunya Liburan di Jogja!

×

Dari Ngobaran ke Masangin, Serunya Liburan di Jogja!

Sebarkan artikel ini

Cianjur, UpdateKini – Pantai Ngobaran di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, menawarkan keindahan alam yang unik dengan nuansa khas Bali. Selain panorama laut yang memukau, pantai ini juga terkenal dengan arsitektur pura dan penyewaan kostum adat Bali, yang memungkinkan pengunjung merasakan suasana seperti di Pulau Dewata.

Salah satu wisatawan, Dedeh Nurhasanah, membagikan pengalamannya saat berkunjung ke Pantai Ngobaran di awal Januari lalu. Meskipun perjalanan menuju pantai cukup menantang dengan jalan yang terjal dan hujan deras, ia tetap melanjutkan perjalanan dengan ojek online. Sesampainya di lokasi, suasana Bali langsung terasa berkat keberadaan pura kecil, patung-patung Hindu, serta bangunan berarsitektur khas.

“Begitu sampai, suasana seperti di Bali langsung terasa. Ada pura kecil, patung-patung khas, dan bangunan yang membuat tempat ini terasa sangat unik,” ujar Dedeh.

Salah satu daya tarik utama Pantai Ngobaran adalah penyewaan kostum adat Bali, yang memberikan pengalaman unik bagi wisatawan untuk berfoto dengan latar belakang pura dan tebing karang. Biaya sewa kostum di pantai ini cukup terjangkau, yaitu Rp25.000 per setel, sementara jasa foto dikenakan tarif Rp5.000 per lembar.

Pilihan kostum cukup beragam, mulai dari busana adat Bali pria dengan udeng (ikat kepala), kamen (kain panjang), serta selempang, hingga kebaya dan kain khas Bali untuk wanita. Wisatawan juga bisa mengenakan aksesoris tambahan agar tampilan mereka semakin otentik.

“Pakaian yang disewakan cukup lengkap dan nyaman untuk berfoto. Spot-spotnya juga bagus, terutama di sekitar pura yang langsung menghadap ke laut,” tambahnya.

Selain menikmati sesi foto, pengunjung juga bisa menjelajahi tebing karang yang menjulang tinggi dan menikmati deburan ombak yang menghantam pantai. Namun, wisatawan diimbau untuk berhati-hati karena ombak di Pantai Ngobaran cukup besar.

Mitos Pohon Beringin Kembar di Alun-Alun Kidul

Setelah puas menikmati Pantai Ngobaran, Dedeh kembali ke Malioboro dan berlanjut ke Alun-Alun Kidul untuk mencoba tantangan pohon beringin kembar yang terkenal dengan mitosnya.

Pohon beringin kembar ini merupakan bagian dari Sengkalan Memet Keraton Yogyakarta dan telah berusia lebih dari 200 tahun. Dengan diameter batang sekitar 4-5 meter dan tinggi mencapai 15-20 meter, pohon ini menjadi ikon wisata malam di Alun-Alun Kidul.

Di sini, wisatawan sering mencoba tantangan “Masangin”, yaitu berjalan melewati kedua pohon beringin dengan mata tertutup. Mitosnya, jika seseorang berhasil melewati pohon tersebut tanpa menyimpang, maka ia akan mendapatkan keberuntungan dalam rezeki, jodoh, dan karier.

“Ternyata sulit! Saya mencoba berjalan lurus, tapi malah melenceng jauh. Banyak juga yang gagal,” ujar Dedeh sambil tertawa.

Selain tantangan pohon beringin, suasana di Alun-Alun Kidul semakin meriah dengan berbagai hiburan seperti odong-odong berlampu warna-warni, jajanan khas wedang ronde, serta keramaian wisatawan yang menikmati malam.

Wisata Malam di Tugu Yogyakarta dan Malioboro

Malam harinya, Dedeh tak lupa mengunjungi Tugu Yogyakarta, ikon kota yang selalu ramai dengan wisatawan yang ingin berfoto. Setelah itu, ia berburu kuliner khas lesehan di Malioboro, yang dipadati pengunjung karena bertepatan dengan perayaan Imlek.

Keesokan paginya, ia melanjutkan perjalanan ke Candi Prambanan, salah satu candi Hindu terbesar di Indonesia. Dengan harga tiket masuk reguler Rp50.000, pengunjung dapat menjelajahi kompleks candi yang megah ini.

“Cuacanya sangat panas, banyak yang menyewa payung agar lebih nyaman berkeliling. Tapi meski panas, keindahan Candi Prambanan tetap luar biasa,” katanya.

Setelah puas menjelajahi berbagai destinasi di Yogyakarta, Dedeh dan teman-temannya akhirnya kembali ke kota masing-masing menggunakan bus dari Terminal Giwangan.

Liburan panjang di Yogyakarta memang selalu meninggalkan kesan mendalam bagi wisatawan. Bagi yang ingin berkunjung, disarankan untuk merencanakan perjalanan lebih awal, terutama saat musim liburan, agar tidak kehabisan akomodasi dan transportasi. (D)