Palembang, UpdateKini – Profesor Mahyuddin Institute, dengan dukungan penuh dari YPM Foundation, RS Bunda Palembang, dan Universitas Sumatera Selatan (USS) Palembang, dengan bangga meluncurkan Profesor Mahyuddin Award (PMA) 2025.
Acara peluncuran yang berlangsung meriah di Kampus A USS Palembang pada hari Jumat, (29/8/2025), ini menandai dimulainya ajang penghargaan yang bertujuan untuk mengabadikan dan melanjutkan warisan intelektual, moral, serta sosial dari almarhum Prof. dr. H. Mahyuddin NS, Sp.OG (K). Beliau adalah sosok ilmuwan, pendidik, pemimpin, dan tokoh politik Sumatera Selatan yang sangat dihormati.
Acara peluncuran dihadiri oleh tokoh-tokoh penting, termasuk Ketua Yayasan Pendidikan Penelitian dan Pengembangan Perkoperasian Sumsel (YP4SS) dr. Hj. Halipah Amin, Sp.THT, MM, serta Yudha Pratomo Mahyuddin Msc, PhD, yang menjabat sebagai Pimpinan Profesor Mahyuddin Institute sekaligus Rektor Universitas Sumatera Selatan.
Turut hadir pula Wakil Rektor I Prof. Dr. Ir. Leila Kalsum, MT, Wakil Rektor II Rabin Ibnu Zainal, SE, MSc., PhD, dan segenap civitas akademika USS.
Wakil Rektor II USS, Rabin Ibnu Zainal, menjelaskan bahwa PMA 2025 merupakan penyelenggaraan tahun kedua, setelah sukses digelar perdana pada tahun 2024.
“Profesor Mahyuddin Award diberikan kepada individu-individu inspiratif yang telah memberikan kontribusi nyata dalam membawa perubahan positif. Baik di bidang ilmu pengetahuan, kebijakan publik, maupun transformasi sosial-ekonomi. Kami berharap penghargaan ini dapat memicu lahirnya generasi inovatif yang mampu menjawab tantangan lokal dan global,” ujarnya.
Rangkaian PMA 2025 dimulai dengan peluncuran publik pada 29 Agustus, diikuti dengan pembukaan nominasi hingga 10 September. Proses penilaian akan dilaksanakan pada 11–13 September oleh tim independen, dengan fokus pada nilai inspirasi, dampak sosial-ekonomi, dan integritas personal.
“Puncak acara akan berlangsung pada 14 September, bertepatan dengan hari kelahiran Prof. Mahyuddin, di mana penghargaan akan diberikan kepada tokoh-tokoh terpilih,” imbuhnya.
Yudha Pratomo Mahyuddin Msc, PhD, putra almarhum Prof. Mahyuddin, menekankan bahwa PMA bukan sekadar seremoni belaka.
“Penghargaan ini adalah wujud komitmen kami untuk melestarikan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh ayahanda. Prof. Mahyuddin dikenal sebagai sosok yang jujur, berintegritas, dan selalu membela kepentingan rakyat. Kami ingin melanjutkan perjuangan beliau melalui tindakan nyata, yaitu mencari dan mengapresiasi orang-orang baik di Sumatera Selatan yang berdedikasi menegakkan kebenaran, kebaikan, dan keadilan,” tegasnya.
PMA 2025 terbuka untuk berbagai kalangan, mulai dari guru, dosen, tenaga kesehatan, pengusaha, politisi, birokrat, aktivis, jurnalis, hingga aparat penegak hukum. Yudha juga menegaskan bahwa penghargaan ini tidak dapat diperjualbelikan.
“PMA ini bukan ajang yang bisa dibeli dengan uang. Kami mencari individu-individu berintegritas yang tulus berjuang untuk masyarakat dari bidang profesi masing-masing,” katanya.
Yudha berharap partisipasi aktif dari masyarakat dapat memperkaya proses nominasi.
“Kami mengajak seluruh masyarakat, akademisi, dan media untuk ikut serta mengajukan nama-nama tokoh inspiratif di sekitar kita. Tim kami akan melakukan verifikasi secara cermat, termasuk menelusuri rekam jejak digital, untuk memastikan bahwa para penerima penghargaan benar-benar layak,” tambahnya.
Esensi dari PMA, menurut Yudha, adalah untuk membuktikan bahwa masih banyak orang baik yang bekerja dengan penuh integritas, meskipun sering kali kurang mendapat perhatian.
“Melalui penghargaan ini, kita ingin mendorong agar orang-orang yang berintegritas justru tampil ke depan dan menjadi teladan bagi yang lain,” pungkasnya. (*)















