Seni dan Budaya

Antara Tradisi dan Inovasi: Eksplorasi Tari Kreasi Baru di Workshop Dinda Bestari

×

Antara Tradisi dan Inovasi: Eksplorasi Tari Kreasi Baru di Workshop Dinda Bestari

Sebarkan artikel ini

Palembang, UpdateKini – Sepekan Workshop Bersama Dinda Bestari memasuki hari ketiga pada Rabu (26/2), dengan fokus pada Ide Dasar Penggarapan Tari Kreasi Baru.

 

Workshop ini diselenggarakan oleh Yayasan Seni Dinda Bestari dan didukung oleh LPDP Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Dalam sesi ini, dua akademisi seni tari, Treny Hers, S.Pd., M.Sn. dan Sonia Annisa Utama, M.Sn., dihadirkan sebagai pemateri utama.

 

Menurut Treny Hers, kegiatan ini sangat dinantikan oleh para guru seni, terutama mereka yang membimbing siswa dalam bidang tari.

 

“Workshop seperti ini sangat penting karena memberikan pemahaman mendalam tentang proses kreatif dalam menciptakan tari kreasi baru. Hal ini akan membantu para pengajar dan pelaku seni dalam meningkatkan kualitas karya mereka,” jelasnya.

 

Yayasan Seni Dinda Bestari, melalui pendirinya, Nurdin, menegaskan bahwa tari kreasi merupakan salah satu bentuk seni yang paling sering diminta oleh masyarakat, baik dalam acara pernikahan, festival, maupun upacara seremonial pemerintahan.

 

Oleh karena itu, pemahaman mengenai konsep dasar dan batasan tari kreasi menjadi esensial agar tidak terjadi penyimpangan dari nilai-nilai tradisi.

 

“Tari kreasi sering kali dianggap sebagai inovasi bebas, padahal ada unsur-unsur yang harus diperhatikan, seperti harmoni gerakan, makna simbolis, serta norma budaya yang melekat dalam tarian tradisional. Workshop ini bertujuan agar para peserta dapat memahami aspek-aspek tersebut dan menciptakan karya yang tetap menghargai akar budaya,” ujar Nurdin.

 

Selain mendapatkan wawasan konseptual, para peserta juga diajak untuk memahami teknik dasar tari Melayu yang menjadi inspirasi utama dalam tari kreasi baru di Sumatera Selatan.

 

Imansyah, Ketua Komunitas Seniman Tari Sumsel, menyoroti bahwa meskipun Sumatera Selatan berada dalam rumpun Melayu, karakteristik tarian daerah ini memiliki keunikan tersendiri yang membedakannya dari daerah lain.

 

“Gaya gerak dan ekspresi dalam tari Melayu Sumatera Selatan memiliki ciri khas yang lebih dinamis dan kaya akan unsur lokal. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi pencipta tari kreasi agar tetap mempertahankan identitas budaya,” jelasnya.

 

Antusias peserta terlihat jelas, terutama dari kalangan siswa. Hasanah, siswi kelas XII dari SMA Bina Dharma, mengungkapkan bahwa pengalaman ini sangat berharga bagi dirinya dan teman-teman sesama peserta.

 

“Materi yang disampaikan sangat membuka wawasan kami. Banyak hal yang sebelumnya kami anggap sederhana ternyata memiliki filosofi mendalam. Saya berharap workshop seperti ini bisa menjadi agenda tahunan,” katanya.

 

Workshop ini diikuti oleh 14 peserta dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari siswa SD, SMP, MTs, MA, hingga para guru seni. Pembukaan kegiatan telah berlangsung meriah pada Senin, 24 Februari 2025, dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, seperti Kepala BPK Wilayah 6, perwakilan Disbudpar Provinsi Sumsel, Dinas Pendidikan Kota Palembang, Dewan Kesenian Kota Palembang, Dewan Kesenian Sumsel, Kasta Palembang, serta Komunitas Budaya Batanghari Sembilan (Kobar 9).