Pangkalpinang, UpdateKini – Peralihan dari pembangkit listrik mandiri ke listrik PLN membawa perubahan besar bagi industri timah di Bangka Belitung. PT Mitra Stania Prima (MSP) mencatat peningkatan efisiensi produksi yang signifikan sekaligus penghematan biaya produksi.
Direktur Operasional PT MSP, An Sudarno, mengungkapkan bahwa penggunaan genset sebelumnya membuat biaya operasional membengkak dan kualitas produksi tidak stabil.
Namun sejak menggunakan listrik PLN dengan daya terpasang 5,7 megawatt (MW), proses produksi menjadi lebih efisien dan stabil.
“Setelah beralih ke listrik dari PLN, performa proses produksi meningkat signifikan. Kami bahkan berencana menambah kapasitas daya agar produktivitas bisa terus ditingkatkan,” ujar Sudarno, Selasa (23/9/2025).
Selain efisiensi, PT MSP juga memanfaatkan Renewable Energy Certificate (REC) dari PLN. Sertifikat energi hijau ini bukan hanya menambah nilai strategis, tetapi juga mengantarkan perusahaan meraih PROPER Hijau dua kali berturut-turut untuk unit Smelter (2023 dan 2024), serta sekali untuk Tambang Mapur (2024).
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa listrik andal PLN dipadukan dengan instrumen hijau seperti REC, mampu meningkatkan daya saing industri Indonesia di pasar global.
“PLN tidak hanya menyediakan listrik yang andal, tetapi juga menghadirkan produk hijau untuk mendukung transisi energi nasional sekaligus memperkuat daya saing industri,” jelas Darmawan.
Ke depan, kolaborasi PLN dengan industri diproyeksikan tidak hanya menekan biaya produksi, tetapi juga membuka peluang kerja baru dan memperkuat perekonomian daerah.
General Manager PLN UID Bangka Belitung, Ira Savitri, menambahkan bahwa keberhasilan MSP bisa menjadi inspirasi bagi pelaku industri lain.
“PT MSP telah membuktikan bahwa beralih ke listrik PLN memberi banyak manfaat. Kami siap memenuhi kebutuhan daya tambahan kapan pun dibutuhkan,” tegas Ira.
