PalembangSeni dan Budaya

Cawisan, Apa Makna di Balik Tradisi yang Hampir Hilang Ini?

×

Cawisan, Apa Makna di Balik Tradisi yang Hampir Hilang Ini?

Sebarkan artikel ini

Palembang, UpdateKini – Istilah Cawisan, yang berasal dari Bahasa Palembang dan berarti “bersiap”, kini dihidupkan kembali lewat program keagamaan bertajuk Palembang Cawisan. Program ini bukan sekadar pengajian rutin, tetapi juga ajakan untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupan masa depan, baik di dunia maupun di akhirat.

Cawisan ini adalah istilah lama yang sudah jarang digunakan. Dalam konteks ini, ia bermakna pengajian sebagai bentuk persiapan spiritual masyarakat,” ujar Hidayatul Fikri atau Mang Dayat, perwakilan Majelis Taklim Nur Khoiriah, saat acara peresmian, Kamis (1/5/2025).

Program Palembang Cawisan merupakan inisiatif dari Majelis Taklim Nur Khoiriah bersama Kecamatan Ilir Barat II, dan akan dilaksanakan setiap dua minggu sekali. Selain pendalaman ilmu fikih, program ini juga bertujuan melestarikan budaya lokal, seperti seni musik tradisional Saropal Anam yang akan ditampilkan di setiap pembukaan majelis.

Atas nama Wali Kota Palembang, Staf Ahli Bidang Ekonomi, Pembangunan, dan Investasi, Rudi Indawan, SH, M.Kn, secara resmi meresmikan program ini di wilayah Ilir Barat II.

“Saya sangat mengapresiasi dan mendukung penuh kegiatan Palembang Cawisan ini. Ini adalah langkah nyata membumikan nilai-nilai keislaman dan memperkokoh keimanan masyarakat,” ungkap Rudi dalam sambutannya.

Ia menambahkan, majelis taklim seperti ini adalah wadah penting untuk mempererat ukhuwah Islamiyah dan memperdalam ilmu agama, sejalan dengan cita-cita menjadikan Palembang sebagai negeri Darussalam, kota yang damai, religius, dan berakhlakul karimah.

Acara ini juga dihadiri Lurah Kelurahan 32 Ilir, Budiman, dan diikuti lebih dari 400 peserta majelis dari berbagai kalangan.

“Semoga lewat Palembang Cawisan ini, masyarakat kita bisa merasakan makna Darussalam, yaitu keselamatan dunia dan akhirat,” terang Mang Dayat. (fly)