Palembang, UpdateKini – Ban yang kita kenal saat ini memiliki sejarah panjang sebelum akhirnya menggunakan karet. Pada zaman kuno, roda kendaraan belum menggunakan ban. Sekitar 3500 SM, bangsa Sumeria menciptakan roda kayu pertama, yang digunakan untuk gerobak sederhana.
Seiring perkembangan peradaban, sekitar 2000 SM, bangsa Mesir dan Romawi mulai memperkuat roda kayu dengan logam, terutama untuk kereta perang dan kereta kuda. Inovasi ini meningkatkan daya tahan roda, tetapi tetap memberikan perjalanan yang kasar karena tidak mampu menyerap guncangan dari jalan yang tidak rata.
Pada abad ke-19, dengan berkembangnya transportasi, penggunaan karet mulai dikembangkan. Charles Goodyear menemukan proses vulkanisasi karet pada tahun 1839, yang membuat karet lebih elastis dan tahan lama. Ini menjadi terobosan besar bagi industri ban.
Pada tahun 1845, Robert William Thomson mematenkan konsep ban pneumatik (berisi udara), tetapi tidak populer karena biaya produksinya yang mahal. Inovasi ini baru benar-benar berkembang pada tahun 1888 ketika John Boyd Dunlop menciptakan kembali ban berisi udara untuk sepeda anaknya. Keberhasilannya membuka jalan bagi penggunaan ban pneumatik dalam kendaraan bermotor.
Memasuki abad ke-20, teknologi ban semakin maju. Michelin menciptakan ban radial pada 1946, yang lebih tahan lama dan efisien dalam konsumsi bahan bakar. Saat ini, industri ban terus berkembang dengan inovasi seperti ban tanpa udara dan penggunaan bahan ramah lingkungan.
Dari roda kayu hingga ban karet modern, sejarah panjang ini menunjukkan bagaimana inovasi terus mendorong kemajuan transportasi global.