Palembang

Jejak Sejarah di Balik Gedung Walikota Palembang, Prasasti Kedua dari Era Kolonial Terkuak

×

Jejak Sejarah di Balik Gedung Walikota Palembang, Prasasti Kedua dari Era Kolonial Terkuak

Sebarkan artikel ini

Palembang, UpdateKini – Penemuan prasasti kedua di Gedung Walikota Palembang kembali mengungkap jejak sejarah penting yang terlupakan. Prasasti ini ditemukan di sisi kiri gedung, melengkapi prasasti pertama yang telah lebih dulu ditemukan dua bulan lalu di sisi kanan. Kedua prasasti ini diperkirakan berkaitan erat dengan pembangunan gedung yang dimulai pada masa kolonial Belanda.

 

Penggalian ini dipimpin oleh tim dari Pusat Kajian Sejarah Sumatera Selatan (Puskass), yang diketuai oleh Dr. Dedi Irwanto, serta didukung oleh tim Office Museum Kantor Walikota Palembang. Proses penggalian dilakukan pada Rabu (15/1) pukul 09.30, atas inisiatif Pj. Walikota Palembang, Dr. Cheka Virgowansyah.

 

Menurut Dr. Cheka Virgowansyah, prasasti kedua ini memiliki nilai sejarah yang signifikan.

“Temuan ini melengkapi prasasti di sisi kanan, menjadikannya sepasang. Saya meminta tim Puskass untuk memastikan penggalian ini dilakukan dengan cermat agar temuan ini tetap utuh dan terjaga nilai sejarahnya,” ujar Cheka. Rabu (15/1/2025).

 

Ketua Puskass, Dr. Dedi Irwanto, menjelaskan bahwa prasasti kedua ini kemungkinan memuat narasi yang berbeda dari prasasti pertama.

 

“Prasasti pertama mencatat peresmian gedung, sementara prasasti kedua ini diperkirakan menarasikan peletakan batu pertama pembangunan pada September 1929 oleh Walikota Palembang saat itu, Ir. R.C.A.F.J. Le Cocq d’Armandville,” jelas Dr. Dedi.

 

Anggota Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Palembang, Kemas Ari Panji, menambahkan bahwa kedua prasasti ini sempat ditutupi dengan semen oleh pemerintah Jepang pada masa pendudukan (1942–1945). Langkah ini, menurutnya, merupakan bagian dari strategi Jepang untuk menghapus jejak kolonial Belanda di gedung tersebut.

 

Penggalian prasasti ini juga disaksikan sejumlah tokoh, termasuk Kepala Bappeda Litbang Kota Palembang Ir. H. Harrey Hadi, M.S., Kabid Aset Kota Palembang Surakhman, serta mahasiswa Pendidikan Sejarah dari Universitas Sriwijaya (Unsri). Indra Alam Prawiranegara, salah satu mahasiswa yang terlibat, menyatakan bahwa penemuan ini menjadi pembelajaran berharga.

 

“Prasasti ini memperkaya pemahaman kami tentang sejarah pembangunan kota, sekaligus mengingatkan kami akan peran modernisasi sejak era kolonial,” ujarnya. (fly)

l