PalembangSeni dan Budaya

Ketika Goresan Menjawab Irama di Parade Bunyi’an Lawang Borotan

×

Ketika Goresan Menjawab Irama di Parade Bunyi’an Lawang Borotan

Sebarkan artikel ini

Palembang, UpdateKini – Dentuman alat musik dari berbagai genre dan generasi menggema di Lawang Borotan, menyulut semangat di Parade Bunyi’an yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Palembang (DKP) dan Komunitas Kawan Lamo. Jumat (25/7/2025).

Namun bukan hanya suara yang berbicara malam itu. Di sudut-sudut panggung terbuka, tampak para pelukis bekerja dalam diam, menciptakan karya langsung di tengah riuh.
Komunitas lukis seni merespons bunyi-bunyian melalui seni lukis.

Mereka menggoreskan cat di atas kanvas, seolah menangkap irama dan mengubahnya menjadi visual yang hidup.

Ketua DKP, Muhammad Nasir, menyatakan bahwa Parade Bunyi’an tidak hanya merayakan keberagaman alat musik, tetapi juga membuka ruang kolaboratif bagi cabang seni lainnya.

“Ini bukan hanya perayaan suara, tapi perayaan rasa. Di Lawang Borotan ini, seni rupa dan seni bunyi berjalan beriringan. Kita menyaksikan bagaimana Palembang mampu menjadi panggung seni yang inklusif,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Komite Seni Rupa DKP, Joko Susilo, melalui sekretarisnya Marta, Astra Winata menyampaikan bahwa partisipasi para pelukis adalah bentuk dialog antar medium yang memperkaya pengalaman estetis masyarakat.

“Saat musik terdengar, pelukis justru melihat bunyi itu. Mereka menangkap nuansa, denyut, dan emosi yang muncul dari panggung, lalu menerjemahkannya menjadi warna dan bentuk,” kata Marta.

Ia menambahkan bahwa ini adalah momen langka di mana seniman rupa bisa merespons langsung sebuah pertunjukan suara secara spontan dan terbuka di ruang publik.

“Inilah bentuk seni lintas indera. Musik bukan hanya untuk didengar, ia bisa dilihat, diraba dalam lukisan. Ini membuka cara baru dalam menikmati seni,” ucapnya.