Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

Mau Tahu Kunci Peradaban Islam Melayu Bertahan di Era Global? Ini Jawabannya!

×

Mau Tahu Kunci Peradaban Islam Melayu Bertahan di Era Global? Ini Jawabannya!

Sebarkan artikel ini

Palembang, UpdateKini  – Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang kembali menunjukkan komitmennya dalam pengembangan pemikiran Islam melalui kuliah umum bertajuk “Ekologi dan Multikulturalisme: Eksistensi Peradaban Islam Melayu di Era Global”.

Acara ini menghadirkan Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Prof. Amin Suyitno, M.A., sebagai narasumber utama, dan berlangsung di Auditorium Pascasarjana, Jumat (12/9/2025).

Kuliah umum ini dihadiri oleh Rektor UIN Raden Fatah, Prof. Dr. Muhammad Adil, M.A., Wakil Rektor I, II, III, Direktur Pascasarjana, dekan, serta mahasiswa magister dan doktor. Kehadiran seluruh pimpinan universitas menegaskan komitmen kelembagaan untuk memperkuat peran Pascasarjana sebagai pusat kajian ilmiah strategis, khususnya dalam menghadapi tantangan global.

 

Relevansi Tema Kuliah Umum di Era Global

Dalam sambutannya, Rektor Prof. Muhammad Adil menekankan pentingnya mengaitkan ekologi dan multikulturalisme dengan perspektif peradaban Islam.

“Ekologi dan multikulturalisme adalah isu kontemporer yang harus dijawab melalui perspektif peradaban Islam, khususnya dalam konteks Melayu. Pascasarjana UIN Raden Fatah harus menjadi ruang akademik yang memadukan tradisi dan tuntutan global, sehingga peradaban Islam Melayu dapat eksis dan memberi kontribusi nyata bagi dunia,” ungkap Prof. Adil

Sementara itu, Direktur Pascasarjana, Prof. Dr. Hamidah, M.Ag., menambahkan bahwa kuliah umum ini menjadi momentum penting untuk memperluas wawasan mahasiswa pascasarjana. “Isu ekologi dan multikulturalisme bukan sekadar teori, tetapi menuntut respons akademik dan praksis yang kontekstual dan berbasis pada nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin,” terangnya.

 

Peradaban Islam Melayu: Adaptif dan Inklusif

Dalam paparan utamanya, Prof. Amin Suyitno menjelaskan bahwa peradaban Islam, khususnya di kawasan Melayu, memiliki kemampuan adaptif luar biasa dalam merespons keragaman etnis, bahasa, dan budaya. Ia menegaskan bahwa multikulturalisme bukan konsep baru bagi Islam, melainkan sudah menjadi bagian inheren dari ajaran Qur’ani melalui prinsip ta‘āruf (saling mengenal) dan ta‘āyush (hidup bersama dalam harmoni).

Lebih jauh, Prof. Amin menekankan bahwa isu ekologi global juga memiliki pijakan normatif yang kuat dalam Islam. Konsep khalifah fil ardh menegaskan tanggung jawab manusia sebagai pemelihara bumi, sementara lā tufsidu fil ardh melarang kerusakan lingkungan. Dengan menggabungkan dua isu ini, beliau mengajak sivitas akademika untuk melihat peradaban Islam Melayu sebagai model peradaban ekologis-multikultural yang dapat ditawarkan ke ranah global.

 

Sejarah Islam Melayu yang Inklusif

Prof. Amin juga menyoroti perjalanan sejarah Islam di kawasan Melayu yang tidak hanya tersebar melalui dakwah keagamaan, tetapi juga melalui praktik perdagangan, pendidikan, dan budaya yang inklusif. Dengan karakter inklusif ini, peradaban Melayu-Islam mampu menyerap keragaman lokal tanpa kehilangan substansi ajaran Islam.

Menurutnya, sejarah ini harus menjadi inspirasi untuk mengembangkan teori dan praktik pendidikan Islam yang menekankan keberlanjutan lingkungan dan penguatan kerukunan sosial. Hal ini menjadi jawaban atas tantangan globalisasi yang sering memunculkan homogenisasi budaya dan degradasi lingkungan.

 

Diskusi Akademik yang Dinamis

Kuliah umum ini juga diwarnai sesi tanya jawab yang aktif. Mahasiswa program magister dan doktor menanyakan berbagai hal, mulai dari implementasi konsep Islam tentang ekologi dalam kebijakan publik, hingga strategi mempertahankan nilai-nilai multikulturalisme di tengah globalisasi.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut menunjukkan tingkat kesadaran akademik mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Fatah terhadap isu kontemporer, sekaligus memperlihatkan orientasi riset yang progresif. Diskusi ini menjadi bukti bahwa mahasiswa tidak hanya menerima materi, tetapi juga kritis dalam mengaitkan teori dengan praktik nyata.

 

Penutup yang Penuh Harapan

Acara kuliah umum ditutup dengan doa yang dipimpin Dr. Pathur Rahman, M.Ag., yang memohon keberkahan bagi seluruh peserta, kelangsungan ilmu, serta kontribusi nyata UIN Raden Fatah dalam mengembangkan peradaban Islam di tengah dinamika global.

Dengan demikian, kuliah umum ini tidak hanya memperkaya khazanah akademik, tetapi juga memperteguh identitas Pascasarjana UIN Raden Fatah sebagai institusi ilmiah yang berkomitmen pada pengembangan pemikiran Islam dalam konteks ekologi, multikulturalisme, dan peradaban Melayu di era global. (rbt)