Scroll untuk baca artikel
Teknologi

PLN Siapkan Fasilitas Ekstra Konverter 50–60 Hz, Jaga Produksi Migas Rokan Sebagai Jantung Energi Nasional

×

PLN Siapkan Fasilitas Ekstra Konverter 50–60 Hz, Jaga Produksi Migas Rokan Sebagai Jantung Energi Nasional

Sebarkan artikel ini

Jakarta, UpdateKini – Produksi minyak dari Wilayah Kerja (WK) Rokan di Riau dikenal sebagai “jantung” migas Indonesia. Ladang tua ini masih menyumbang porsi signifikan terhadap lifting minyak nasional, sehingga setiap aspek pendukung produksinya sangat vital. Di balik sorotan sumur minyak, ada satu faktor yang tak kalah penting yakni listrik.

Dalam siaran pers yang diterima Redaksi updateKini pada Minggu (28/9/2025), yang menjelaskan langkah PT PLN (Persero) dalam memastikan pasokan listrik andal di WK Rokan. Melalui anak usahanya, PT PLN Mandau Cipta Tenaga Nusantara (MCTN), PLN menghadirkan fasilitas ekstra berupa konverter frekuensi listrik dari 50 Hertz (Hz) ke 60 Hz.

Kenapa Konverter Penting?

Sistem kelistrikan nasional Indonesia menggunakan standar frekuensi 50 Hz. Namun, hampir seluruh peralatan migas di WK Rokan masih memakai standar 60 Hz karena warisan masa pengelolaan sebelumnya oleh perusahaan migas asal Amerika Serikat.

Perbedaan frekuensi ini bukan hal sepele. Peralatan seperti motor, pompa, dan sistem kontrol migas hanya bisa bekerja optimal di 60 Hz. Jika dipaksakan dengan 50 Hz, kinerja bisa turun drastis atau bahkan berisiko merusak peralatan.

Untuk itulah, MCTN menyiapkan fasilitas konverter berkapasitas total 175 MW (210 MVA). Dengan alat ini, listrik dari jaringan Sumatra bisa “diterjemahkan” dari 50 Hz ke 60 Hz sehingga aman dipakai langsung oleh Pertamina Hulu Rokan (PHR).

Fasilitas Ekstra untuk Industri Vital

Direktur Retail dan Niaga PLN, Adi Prianto, menegaskan bahwa penyediaan konverter adalah bentuk fasilitas tambahan PLN untuk industri strategis nasional.

“MCTN menyiapkan fasilitas konverter agar listrik dari sistem Sumatra bisa digunakan optimal di WK Rokan. Ini fasilitas ekstra yang kami hadirkan untuk memastikan keberlangsungan operasi migas yang sangat vital bagi ketahanan energi nasional,” jelas Adi.

Selain konverter, PLN juga menyiapkan pasokan listrik bertahap hingga 300 Mega Volt Ampere (MVA). Tahap awal sebesar 100 MVA dijadwalkan masuk jaringan pada 2026–2027 melalui sambungan di Dumai, Rumbai, Balam, dan Petapahan.

Sinergi BUMN Energi

Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJTBL) yang ditandatangani bersama PHR dan MCTN pada Jumat (28/9) menjadi bukti sinergi antar-BUMN di sektor energi. Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, menyebut listrik adalah “jantung” produksi di Rokan.

Sementara Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Oki Muraza, menilai keandalan pasokan listrik akan membantu PHR menjaga produksi dari ladang-ladang tua (mature field) yang mereka kelola.

Manfaat untuk Negara dan Rakyat

Langkah PLN ini lebih dari sekadar bisnis. Dengan terjaganya produksi migas Rokan, penerimaan negara bisa stabil, pembangunan tetap berjalan, dan ketahanan energi nasional semakin kuat.

“PLN berkomitmen menyediakan suplai listrik yang andal, bersih, dan berkelanjutan. Dengan menjaga keandalan listrik di Rokan, kami turut menjaga kesinambungan produksi energi nasional yang hasilnya kembali ke masyarakat,” tutup Adi.