Sumedang, UpdateKini – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, meresmikan enam Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) pada Senin (20/1). Peresmian tersebut dilakukan di PLTA Jatigede, Sumedang, Jawa Barat, sebagai bagian dari 37 proyek ketenagalistrikan di 18 provinsi. Proyek ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak (BBM) dan mempercepat transisi menuju energi terbarukan.
Presiden Prabowo menegaskan pentingnya swasembada energi untuk mendukung industrialisasi dan kesejahteraan masyarakat.
“Kita optimis dengan transformasi dari energi fosil ke energi terbarukan. Ini adalah langkah nyata untuk menghemat impor energi dan mencapai swasembada energi,” ujar Prabowo.
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, melaporkan bahwa dari total kapasitas 3.222,75 MW yang diresmikan, 89% berasal dari gas dan energi terbarukan. Ia menyebutkan, proyek ini adalah salah satu yang terbesar di dunia dalam transisi energi.
Dari 37 proyek, enam PLTS dibangun di wilayah 3T, yakni lima di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, dan satu di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Proyek ini mampu menghasilkan energi hijau sebesar 22 ribu kWh per tahun di Sumenep dan 197 ribu kWh per tahun di Selayar, melistriki ratusan rumah serta mengurangi emisi CO2 hingga 415 ton per tahun.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyatakan bahwa PLN akan terus mempercepat pemerataan listrik hingga ke wilayah terpencil, sejalan dengan sila kelima Pancasila.
“Listrik adalah kebutuhan primer yang harus merata, demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia,” tegasnya.
Melalui inovasi dan komitmen, PLN terus mendukung transisi energi untuk mencapai target Net Zero Emissions (NZE) dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.















