Palembang, UpdateKini – Sebuah prasasti kuno peninggalan era kolonial Belanda ditemukan tersembunyi di balik plester dinding bagian depan Kantor Wali Kota Palembang. Penemuan ini menjadi sorotan, menggugah kembali sejarah panjang Kota Palembang sebagai salah satu pusat peradaban penting di masa lampau.
Prasasti berukuran 2 meter persegi panjang itu ditemukan oleh tim gabungan dari Pusat Kajian Sejarah Sumatera Selatan (Puskass), Office Museum Kantor Wali Kota Palembang, dan Komunitas Batang Hari (Kobar) 9. Tepat pada Kamis pagi, 17 Januari 2025, sekitar pukul 09.30, prasasti tersebut ditemukan di belakang MCB listrik yang sebelumnya tertutup plester.
Pj Walikota Palembang, Cheka Virgowansyah, dalam jumpa persnya mengungkapkan bahwa prasasti ini mencatat momen penting peletakan batu pertama pembangunan kantor ledeng yang kini menjadi Kantor Wali Kota Palembang. “Prasasti ini menjelaskan bahwa pada 12 Januari 1929, pembangunan kantor ini dimulai. Artinya, gedung ini telah berdiri selama 96 tahun,” ujarnya.
Menurut prasasti tersebut, batu pertama diletakkan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Jhr. Mr. A.C.D. De Graeff, sebagai bagian dari pembangunan sistem pipa air di Palembang. Wali Kota saat itu, Ir. R.C.A.A.J. Nessel Van Lissa, memulai pekerjaan dengan menanam tiang pertama pada 12 Januari 1929.
Penemuan ini tidak lepas dari kerja keras tim Satgas penyelamatan benda bersejarah. Cheka mengapresiasi kolaborasi semua pihak yang terlibat. “Ini adalah bukti dedikasi dan kegigihan kita bersama dalam melestarikan sejarah Kota Palembang. Terima kasih kepada semua pihak yang berkontribusi,” katanya.
Selain menjadi temuan bersejarah, Cheka menyebutkan bahwa prasasti ini akan menjadi bagian dari pengembangan konsep Museum Office di Kantor Wali Kota Palembang. “Kami akan mempercantik kawasan ini agar menjadi tempat wisata sejarah dan ruang swafoto. Ini akan menjadi titik penting yang menggambarkan peran besar Palembang di masa lalu,” tambahnya.
Cheka menegaskan bahwa temuan ini juga meneguhkan identitas Palembang sebagai kota yang memiliki nilai sejarah tinggi. “Ini menunjukkan bahwa sejak dahulu, Palembang sudah menjadi perhatian dunia. Kami akan terus merawat dan merevitalisasi peninggalan-peninggalan seperti ini agar tidak terlupakan,” tutupnya.
Isi Prasasti dalam Terjemahan Bahasa Indonesia:
Pada tanggal 17 September 1929, diletakkan batu pertama oleh Yang Mulia Jhr. Mr. A.C.D. De Graeff dari Hindia Belanda sebagai penghormatan atas pembangunan sistem pipa air di Palembang. Pekerjaan ini dimulai oleh Wali Kota Ir. R.C.A.A.J. Nessel Van Lissa pada 12 Januari 1929 dengan penanaman tiang pertama untuk bangunan ini.