Opini

Pentingnya Bahasa Ibu dan Pelestarian Bahasa Daerah

×

Pentingnya Bahasa Ibu dan Pelestarian Bahasa Daerah

Sebarkan artikel ini

Oleh: Alya Khairunnisa, Mahasiswa Universitas Sriwijaya

 

Bahasa memegang peran sentral dalam perkembangan anak usia dini. Bahasa pertama atau bahasa ibu bukan hanya alat komunikasi, melainkan juga sarana untuk membentuk identitas, memahami budaya, dan mengenal dunia. Di Palembang, para pakar pendidikan budaya menekankan betapa pentingnya keluarga dan komunitas dalam memperkenalkan bahasa ibu kepada anak sejak dini. Penguasaan bahasa di masa awal ini berpengaruh besar terhadap perkembangan kognitif, sosial, dan emosional anak.

 

Dr. Siti Aminah, dosen linguistik dari Universitas Sriwijaya, dalam seminar “Bahasa dan Anak Usia Dini” di Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, menyampaikan bahwa anak-anak yang fasih berbahasa ibu cenderung memiliki tingkat percaya diri yang lebih tinggi dan kemampuan berpikir yang lebih matang. Riset juga membuktikan bahwa kemahiran dalam bahasa ibu mempermudah anak dalam mempelajari bahasa asing, berdampak langsung pada prestasi akademik dan keterampilan sosial-emosional mereka. Selain itu, mengenalkan bahasa daerah sejak dini menjadi langkah penting untuk mempertahankan budaya lokal di tengah arus globalisasi.

 

Pelestarian bahasa daerah bisa dilakukan dengan membiasakan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari dan mengintegrasikan cerita rakyat, lagu daerah, serta permainan tradisional ke dalam aktivitas anak-anak. Menggunakan bahasa daerah dalam kurikulum pendidikan anak usia dini dan mengembangkan konten digital berbahasa lokal juga merupakan strategi efektif. Pemerintah daerah, institusi pendidikan, dan komunitas budaya diharapkan berperan aktif dalam upaya ini melalui program-program konkret.

 

Menurut Hasan Basri, tokoh adat Palembang, “Pelestarian bahasa ibu adalah fondasi untuk mempertahankan jati diri bangsa dan memperkaya kehidupan berbangsa.” Dengan kesadaran kolektif, bahasa ibu dapat terus hidup dan mengakar dalam identitas nasional, sekaligus menghubungkan generasi muda dengan warisan budaya mereka.

 

Penulis berpendapat bahwa, bahasa ibu sangat krusial dalam masa kanak-kanak karena menjadi fondasi bagi perkembangan bahasa, identitas, dan pemahaman budaya anak. Bahasa pertama yang dipelajari anak adalah bahasa ibu.

 

Dengan bahasa ini, anak-anak dapat berkomunikasi lebih efektif, memahami nilai-nilai lokal, serta menumbuhkan rasa bangga terhadap tanah air dan tradisi mereka. Oleh karena itu, upaya pelestarian bahasa ibu sejak usia dini mendukung kelestarian budaya dan mencegah punahnya bahasa daerah.

 

Anak-anak perlu diberi kesempatan untuk belajar dan menggunakan bahasa ibu agar tumbuh menjadi individu yang tidak hanya mahir berbahasa, tetapi juga memiliki ikatan emosional dan budaya yang kuat dengan komunitasnya.

 

Dengan demikian, bahasa ibu berperan tidak hanya dalam membangun identitas individu, tetapi juga dalam memperkaya kekayaan budaya bangsa. Penggunaan bahasa ibu dalam kehidupan sehari-hari dan pendidikan menjadi salah satu cara efektif untuk memperkuat jati diri bangsa dan menjaga warisan budaya dari ancaman homogenisasi budaya global.