PalembangPendidikan

Temuan Prasasti ke-2 di Kantor Walikota Palembang, Ternyata Ini Maknanya

×

Temuan Prasasti ke-2 di Kantor Walikota Palembang, Ternyata Ini Maknanya

Sebarkan artikel ini

Palembang, UpdateKini – Penemuan prasasti bersejarah di Gedung Walikota Palembang mengungkap kisah pembangunan sistem air bersih dan peletakan batu pertama gedung tersebut pada masa kolonial Belanda. Setelah diterjemahkan dan diverifikasi, prasasti yang ditemukan pada Rabu (15/1) ini memberikan gambaran penting tentang sejarah awal modernisasi Palembang.

 

Menurut Kemas Ari Panji, anggota tim Pusat Kajian Sejarah Sumatera Selatan (Puskass), prasasti tersebut mencatat momen peletakan batu pertama oleh Jhr. Mr. A.C.D. De Graeff, pejabat tinggi Hindia Belanda, pada 17 September 1929.

Prasasti ini memperingati dimulainya pembangunan sistem pipa air bersih di Palembang, yang digagas oleh Walikota Palembang zaman Belanda saat itu, Ir. R.C.A.A.J. Nessel Van Lissa, pada 12 Januari 1929,” jelas Kemas. Rabu (15/1/2025).

Berikut Isi Prasasti

Op Den 17 Den September Van Het Jaar 1929

Werd dezesteengeplaatst door Zijne excellentie Van nederlandsch Indie
Jhr. Mr. A.C.D. De Graeff
Ter hemannering aan Den bouw van De drakwaterleiding Van Palembang
Wa Arvoor Burgermeester
Ir. R.C.A.A.J. Nessel Van Lissa
De Werkzaamheden inzette Op Den 12 Den Januari Van Het Zelfdejaar
Door Het Inheen Van
De eerte paal voor dit gebouw

Terjemahan Tim PUSKASS:

Pada tanggal 17 September Tahun 1929
Diletakkan batu pertama oleh Yang Mulia
Dari Hindia Belanda
Jhr. Mr. A.C.D. De Graeff
Sebagai penghormatan atas Pembangunan Sistem pipa air Di Palembang
Yang mana Wali Kota
Ir. R.C.A.A.J. Nessel Van Lissa
Memulai pekerjaan pada
Tanggal 12 Januari Tahun yang sama (1929).
Dengan penanaman tiang pertama untuk bangunan ini.

 

Pj. Walikota Palembang, Dr. Cheka Virgowansyah, menyambut baik temuan ini sebagai langkah penting dalam pelestarian sejarah kota.

“Prasasti ini adalah jejak sejarah yang sangat berharga bagi kita. Penemuan ini mengingatkan kita pada pentingnya menjaga warisan budaya sekaligus memahami bagaimana Palembang memulai modernisasinya sejak masa kolonial,” ujar Dr. Cheka.

 

Walikota juga mengapresiasi kerja tim Puskass dalam mengungkap dan melestarikan prasasti tersebut.

 

“Saya berterima kasih kepada tim Puskass dan semua pihak yang terlibat. Kami akan memastikan prasasti ini tetap terjaga dan menjadi bagian dari edukasi sejarah bagi generasi mendatang,” tambahnya.

 

Kemas Ari Panji juga menegaskan bahwa prasasti ini merupakan bagian dari warisan sejarah yang sempat disembunyikan oleh pemerintah Jepang selama masa pendudukan.

 

“Jepang menutup prasasti ini dengan semen untuk menghapus jejak Belanda, tetapi kini kita bisa memulihkan dan melestarikannya,” ujarnya.